Kunjungan PPP Larangan Ke PPP Sadeng


            Perjalanan dinas PPP Larangan dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2020 dan menghasilkan informasi keadaan dan kondisi di Pelabuhan Perikanan Sadeng yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan PPP Larangan natinya. PPP Sadeng merupakan UPT dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain PPP Sadeng, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki Pelabuhan Perikanan Lain yaitu PP Adikarta, namun Pelabuhan yang dibangun sejak tahun 2005 ini belum dapat dioperasikan karena dinilai salah perencanaan, terutama pada pemilihan lokasi, yang berada di kawasan kurang strategis dan tidak aman dari hantaman gelombang tinggi dan pendangkalan kerap terjadi di area Pelabuhan sehingga kapal susah mendarat. 

                Pelabuhan Perikanan Sadeng yang diresmikan Tahun 1992 ini terletak di teluk Sadeng dan jarak tempuh dari kota Yogyakarta adalah sekitar 85 Km. Pelabuhan ini memiliki lahan seluas 5 Hektar diatas tanah milik Kasultanan Yogyakarta. Wilayah kerja PPP Sadeng sepanjang pantai DIY, termasuk di PP Adikarta, sehingga terdapat beberapa staff yang ditempatkan di PP Adikarta. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya PPP Sadeng memiliki pegawai berjumlah 19 orang, yang terbagi menjadi ASN 10 orang dan Non ASN 9 orang. Fasilitas yang terdapat di PPP Sadeng terbilang lengkap meliputi Fasilitas Pokok meliputi Break water yang mampu menahan gelombang dan PPP Sadeng memilki keuntungan karena terletak di teluk sehingga gelombang yang masuk ke kolam labuh tidak terlalu besar sehingga mempermudah kapal untuk keluar masuk kolam labuh. Selain itu terdapat Fasilitas Fungsional yang meliputi Tempat Pelelangan Ikan yang sudah menerapkan konsep TPI Higienis sehingga TPI lebih sehat dan yang pasti tidak tercium aroma busuk. PPP Sadeng memiliki total 10 TPI yang tersebar disepanjang pantai DIY. Namun karena terkendala jauhnya PPP sadeng dari kota sehingga dibutuhkan 1 hari apabila nelayan memesan es dan bbm saat akan melaut, sehingga ini menjadi kendala tersendiri bagi nelayan. Komoditas utama di PPP sadeng adalah Baby Tuna dan jenis ikan lainnya seperti Lobster, ikan Layur dan lainya. PPP Sadeng mendapatkan target PAD sebesar Rp 88.000.000,00 pada tahun 2020. Sedangkan Nelayan di area PPP Sadeng kebanyak berasal dari Luar DIY seperti Pekalongan, Batang, dan beberapa daerah di Jawa Timur.

                   Dalam mencari informasi, kami mendapatkan beberapa masalah yang dihadapi yaitu antara lain akses yang jauh dari kota atau pusat keramaian (±70Km), walaupun dapat dikatakan jalan menuju lokasi yang bagus dan mulus namun untuk penyaluran BBM dan Es menjadi kendala tersendiri bagi nelayan karena terlalu lama sampai lokasi. Wilayah kerja PPP sadeng yang terlalu luas yaitu sepanjang pantai DIY, mengingat pantai DIY merupakan pantai selatan yang sangat berpotensi sehingga beberapa kinerja dari pemerintah tidak dapat berjalan maksimal. Dari masalah yang dihadapi kami memberi saran sebagai tindak lajut yaitu Diperlukan adanya SPDN yang aktif dan juga pabrik atau Gudang es di PPP Sadeng yang mudah didapatkan setiap saat. Kemudian diperlukan juga adanya pembangunan beberapa Pelabuhan Perikanan lagi di wilayah DIY, Karena hanya terdapat satu Pelabuhan Perikanan yang beroperasi, dan dapat mengatasi kendala pembangunan PP Adikarta yang belum selesai sehingga dapat segera beroperasi.






Komentar

Postingan Populer